Banyak orang yang tidak sedar bahwa hidup initidak punya satu hukum: harus berjaya, harus bahagia atau harus-harus yanglain.Betapa banyak orang yang berjaya tetapi lupa bahwa sejatinya itu semuapemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang.Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensitauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hakkita. Padahal hakikat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memangbukan hak kita.Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rezeki, jawatan ataukedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milikkita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita,meski kita mati-matian mengusahakannya.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimusendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kamimenciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadapapa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadapapa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yangsombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)
Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sedarketentuan Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalamistikharah kita tetapi benar-benar ketentuan Allah: "yang pentingnya harusdia Ya Allah! Harus dia, kerana aku sangat mencintainya." Seakan kita jadiyang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalaupun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Boleh jadi Allahtak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya denganmarah kerana niat kita yang terkotor.Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:
No comments:
Post a Comment